Definisi
Keanekaragaman hayati
(biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme yang
menunjukkan keseluruhan variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah.
Keanekaragaman hayati melingkupi berbagai perbedaan atau variasi bentuk,
penampilan, jumlah, dan sifat-sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan, baik
tingkatan gen, tingkatan spesies, maupun tingkatan ekosistem. Gampangnya,
keanekaragaman hayati adalah semua jenis perbedaan antar mahkluk hidup.Makhluk hidup dapat dijumpai di berbagai lingkungan.
Pada lingkungan terdapat faktor abiotik yang mempengaruhinya, seperti
topografi, geologi, dan iklim. Penyebaran makhluk hidup pada kondisi lingkungan
abiotik yang berbeda memberi kemungkinan adanya keanekaragaman hayati. Hewan
dan tumbuhan yang hidup di darat berbeda dengan yang hidup di perairan. Perbedaan
itu misalnya pada warna, bentuk dan ukuran. Perbedaan tersebutlah yang
menimbulkan keanekaragaman. Selain faktor lingkungan, keanekaragaman dapat
disebabkan oleh faktor gen.
Berbagai
tingkat keanekaragaman hayati
1. Keanekaragaman Gen
Gen atau
plasma nuftah adalah substansi kimia terkecil yang merupakan unit dasar yang
membawa faktor keturunan. Keanekaragaman gen adalah keanekaragaman individu
dalam satu jenis (species) makhluk hidup yang menyebabkan variasi antarindividu
sejenis, contohnya adalah keanekaragaman gen pada manusia.
Keanekaragaman
gen dapat terlihat pada perbedaan sifat antara lain pada warna mata (biru,
hitam, cokelat), warna kulit (hitam, putih, kuning, sawo matang), ukuran tubuh,
dan bentuk rambut (lurus, ikal, dan keriting) keanekaragaman sifat tersebut
disebabkan oleh pengaruh perangkat pembawa sifat yang disebut gen. variasi gen
pada makhluk hidup menyebabkan sifat genotip dan fenotip pada setiap makhluk
hidup berbeda.
Keanekaragaman
gen dapat terjadi karena perkawinan antara makhluk hidup sejenis (satu species)
dimana susunan gen keturunannya berasal dari kedua induk/orang tuanya.
Kombinasi susunan perangkat gen dari dua induk menghasilkan keanekaragaman
individu dalam satu species.
Keanekaragaman
yang menyebabkan variasi antar individu yang masih berada dalam tingkat spesies
yang sama. Contohnya : kelapa macamnya yaitu kelapa gading; kopyor; hidrid; dan
kelR; sedani; wulu; dan kapuas.
b. Keanekaragaman tingkat spesies.
Menimbulkan perbedaan bentuk,
penampak-an antara satu spesies dengan yang lain.
Species atau jenisnya beda , jadi 2
nama dalam penulisan bahasa latinnya beda .
Pantera tigris , Pantera pardus Keduanya macan namun beda spesies meskipun
Genus sama
Jadi inilah yang disebut
keanekaragaman species atau jenis
Contoh: macan, harimau, kucing, ikan
lele, gurameh. Jika dikawinkan tak menurunkan keturunan karena emang beda
species
Keanekaragaman tingkat jenis adalah perbedaan-perbedaan pada berbagai
species makhluk hidup di suatu tempat. Keanekaragaman hayati tingkat ini dapat
ditunjukkan dengan adanya beraneka macam jenis mahluk hidup baik yang termasuk
kelompok hewan, tumbuhan dan mikroba. Misalnya: Variasi dalam satu famili
antara kucing dan harimau. Mereka termasuk dalam satu famili(famili/keluarga
Felidae) walaupun ada perbedaan fisik, tingkah laku dan habitat.
c. Keanekaragaman tingkat ekosistem.
Disebabkan oleh perbedaan komponen abiotik dan biotik
penyusun ekosistem.Contoh: ekosistem waduk sempor, rawa jombor, danau Toba,
sawah, hutan tropis.
B. Klasifikasi
Keanekaragaman Hayati
Makhluk
hidup yang mempunyai ciri yang sama dikelompokkan dalam satu kelompok, dan
apabila ditemukan perbedaan ciri dan sifat maka akan dipisahkan lagi ke dalam
kelompok yang lain. Kegiatan klasifikasi ini akan menghasilkan
kelompok-kelompok makhluk hidup dengan jenjang yang berbeda. Pengelompokkan
klasifikasi pada tingkat yang berbeda atau pada takson yang berbeda disebut
taksonomi. Semakin tinggi jenjangnya maka anggotanya semakin banyak, akan
tetapi persamaan sifat yang dimiliki anggotanya semakin sedikit.
1. Tujuan dan manfaat
klasifikasi
Keanekaragaman
hayati yang melimpah akan sulit untuk dipelajari. Sehingga dilakukan
pengelompokkan (klasifikasi) makhluk hidup. Tujuan dilakukannya klasifikasi
antara lain:
- Mengelompokkan makhluk hidup
berdasarkan ciri-cirinya.
- Mendeskripsikan ciri-ciri
makhluk hidup untuk membedakan tiap-tiap jenis agar mudah dikenali.
- Menyederhanakan objek studi
agar mudah dikenali.
- Mengetahui hubungan kekerabatan
antar makhluk hidup.
- Mengetahui evolusi makhluk
hidup atas dasar kekerabatannya.
Klasifikasi
memiliki manfaat penting yang langsung dapat diterapkan bagi kepentingan
manusia. Manfaat klasifikasi makhluk hidup bagi manusia sebagai berikut.
- Klasifikasi dapat memudahkan
kita untuk mempelajari organisme yang beranekaragam.
- Klasifikasi dapat digunakan
untuk melihat hubungan kekerabatan antarmakhluk hidup yang satu dengan
yang lain. Misalnya hubungan kekerabatan antara harimau dan kucing
daripada dengan komodo.
Sistem klasifikasi yang digunakan
sampai sekarang adalah sistem yang disusun oleh Robert H. Whittaker yang
dikenal dengan sistem lima kingdom, sebagai berikut:
- Kingdom Monera, merupakan
organisme yang memiliki tipe sel prokariotik yang terdiri dari bakteri dan
Cyanobacteria.
- Kingdom Protista, yang
merupakan organisme eukariotik bersel tunggal yang terdiri dari protozoa
dan algae.
- Kingdom Fungi adalah organisme
eukariotik bersel banyak yang mampu menguraikan makanan dan menyerapnya.
- Kingdom Plantae adalah
organisme eukariotik bersel banyak yang dapat melakukan fotosintesis
(Bryophyta, Pteridophyta, dan Spermatophyta).
- Kingdom Animalia adalah hewan
eukariotik bersel banyak yang bersifat heterotrof (Porifera,
Platyhelminthes, Coelenterata, Nemathelminthes, Annelida, Mollusca,
Arthropoda, Echinodermata, dan Chordata).
Kategori takson yang sering
digunakan dalam praktik sehari-hari ada tiga sebagai berikut.
- Familia (suku), yaitu takson
yang mencakup sejumlah genus (marga) dengan spesies-spesiesnya yang
dianggap berasal dari nenek moyang yang sama.
- Genus (marga), yaitu takson
yang mencakup sejumlah spesies yang menunjukan persamaan dalam struktur
alat reproduksi.
- Species (jenis), merupakan
populasi yang setiap individunya memiliki persamaan sifat morfologi,
anatomi, maupun fisiologi yang diturunkan ke generasi berikutnya.
2. Tahapan Klasifikasi
Dalam
menyusun klasifikasi makhluk hidup harus melalui beberapa tahapan ilmiah,
tahapan tersebut antara lain.
- Pengamatan sifat makhluk
hidup. Proses awal klasifikasi adalah pengamatan berupa identifikasi
makhluk hidup satu dengan yang lainnya. Ciri-ciri makhluk hidup itu
diamati dan dikelompokan berdasarkan bentuk morfologi, anatomi, dan
fisologi.
- Pengelompokan makhluk hidup
berdasarkan ciri yang diamati. Hasil pengamatan kemudian dilanjutkan
ke tingkat pengelompokan makhluk hidup yang didasari ciri-ciri dan sifat
atau persamaan dan perbedaan makhluk hidup yang diamati.
- Pemberian nama makhluk
hidup. Pemberian nama makhluk hidup adalah hal yang penting dalam
klasifikasi. Ada berbagai sistem penamaan makhluk hidup antara lain dengan
sistem tata nama binominal nomenclature.
3. Sistem tata nama
binominal nomenclature (sistem tata nama ganda)
Sistem tata
nama binominal nomenclature adalah pemberian nama ilmiah pada makhluk hidup
dengan dua kata. Kata pertama menunjukkan genus (marga), sedangkan kata kedua
menunjukan spesies (jenis). Adapun ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi
dengan menulis nama jenis dengan sistem tata nama binominal sebagai berikut.
a. Nama jenis (species)
Nama jenis
untuk hewan dan tumbuhan terdiri atas dua kata tunggal dan biasanya dari bahasa
latin. Kata pertama menunjukan nama marga (genus) sedangkan kata kedua
menunjukan jenis (species). Cara penulisan kata pertama (marga) diawali dengan
huruf besar, sedangkan kata kedua (jenis) diawali dengan huruf kecil. Contohnya
tanaman jagung nama speciesnya (jenis) adalahZea mays, dimana Zea adalah
marga dan mays menunjukan species atau jenisnya. Demikian juga
dengan species burung merpati nama speciesnya adalah Columbia livia,
Columbia menunjukan marga (genus) dan Livia menunjukan nama jenis (species).
Perlu diingat dalam menuliskan nama jenis (species) makhluk hidup ditulis
dengan huruf cetak miring atau digaris bawahi agar dapat dibedakan dengan nama
atau istilah yang lain
b. Nama Marga (genus)
Nama marga
tumbuhan maupun hewan terdiri atas suku kata yang merupakan kata benda
berbentuk tunggal (mufrad). Huruf pertamanya ditulis dengan huruf besar dan
kata bercetak miring, misalnya marga tumbuhan Solanum (terong-terongan),
marga hewan Felis (kucing), marga hewan Canis (anjing),
dan sebagainya.
c. Nama suku (familia)
Nama suku
umumnya merupakan kata sifat yang dijadikan sebagai kata benda yang berbentuk
jamak. Biasanya berasal dari nama makhluk hidup yang bersangkutan. Apabila
tumbuhan maka ditambahkan akhiran aceae, misalnya nama suku Solanaceae,berasal
dari kata solanum yang ditambah akhiran aceae, sedangkan untuk hewan
ditambahkan dengan idea, contohnya nama sukuFelidea berasal dari
kata Felis yang ditambahkan akhiran idea.
d. Nama bangsa (ordo)
Nama bangsa
diambil dari nama genus yang ditambah akhiran ales, contoh ordo Zingiberales
berasal dari genus Zingiber yang ditambah akhiran ales.
e. Nama kelas (Classis)
Nama kelas
diambil dari nama genus yang ditambah akhiran nae, misalnya untuk genus
Equisetum maka nama kelasnya menjadi Equisetinae, atau bisa juga diambil dari
ciri khas organisme tersebut, misalnya chlorophyta(ganggang hijau) dan Mycotina
(jamur).
C. Keanekaragaman Hayati
di Indonesia
Indonesia
secara astronomis terletak antara 60 LU -110 LS dan 950 BT – 1410 BT. Yang
artinya indonesia termasuk negara yang memiliki iklim tropis yang memiliki
ciri-ciri antara lain temperatur udara yang cukup tinggi, dengan curah hujan
antara 700 -7000 mm/tahun.
Indonesia
memiliki kurang lebih 47 jenis ekosistem alami yang berbeda mulai dari
ekosistem salju yang terdapat di ketinggian sampai hutan daratan rendah dan
padang rumput.
Kekayaan
jenis hewan di indonesia memiliki jumlah keanekaragaman yang tinggi
dibandingkan negara lain di antaranya hewan mamalia yang hampir mencapai 515
jenis dengan 125 jenis diantaranya endemik (tidak ditemukan di daerah lain).
Jenis kupu-kupu meliputi 151 jenis, reptil 600 jenis, amfibi 270 jenis,
sedangkan burung mencapai 1519 jenis dan 420 jenis bersifat endemik.
1. Keanekaragaman flora
di Indonesia
Indonesia
termasuk dalam kawasan flora malenesia yang meliputi Malaysia, Filipina, Papua
nugini, dan kepulauan salomon. Persebaran jenis tumbuhan di indonesia tidaklah
merata, pulau kalimantan dengan hutan hujan tropisnya merupakan daerah yang
mempunyai keanekaragaman tumbuhan paling tinggi. Selain itu sumatra dan papua
juga kaya dengan jenis tumbuhan. Sementara itu, hutan di jawa, sulawesi, dan
maluku mempunyai keanekaragaman tumbuhan yang lebih sedikit.
Hutan di
daerah malenesia memiliki kurang lebih 248.000 species tumbuhan tingkat tinggi.
Kebanyakan jenis Dipterocarpaceae(tumbuhan yang menghasilkan biji).
Dipterocarpaceae membentuk kanopi hutan. Tumbuhan yang termasuk famili
Dipterocarpaceae diantaranya adalah Meranti (Dipterocarpus sp), Kayu
garu (Shorea sp), Kayu kapur (Drybalanops aromatica).
Sebagian
hutan di indonesia merupakan bioma hutan hujan tropis yang bercirikan pepohonan
rapat dan banyak tumbuhan liana (tumbuhan yang memanjat). Tumbuhan yang
mendominasi hutan antara lain durian (Durio zibethinus), Mangga (Mangifera
indica), suku (Artocarpus communis),dan Rotan (Calamus calsius)
Jenis tumbuhan ini banyak tersebar di sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.
Di Indonesia
juga ada tumbuhan endemik. Tumbuhan endemik yaitu tumbuhan yang hanya ada di
Indonesia dan tidak terdapat di negara lain. Contoh tumbuhan endemik Indonesia
yaitu Rafflesia arnoldi yang endemik di Sumatra Barat,
Bengkulu, dan Aceh.
2. Keanekaragaman fauna
di Indonesia
Indonesia
memiliki persebaran fauna yang tidak merata. Persebaran fauna di Indonesia pada
awalnya dibagi manjadi dua zona zoogeografi yang dibatasi oleh garis wallace
yang diperkenalkan oleh Alfred Russell Wallace yang membagi wilayah indonesia
menjadi dua wilayah persebaran fauna yaitu zona oriental dan zona Australian.
a. Fauna daerah Oriental
Fauna daerah
oriental meliputi wilayah pulau jawa, sumatra, dan kalimantan. Fauna kawasan
oriental memiliki ciri-ciri antara lain.
- Banyak mamalia berukuran besar
seperti gajah (Elephas maximus), banteng (Bos sondaicus),
harimau (Phantera tigris), dan badak (Decerorrhinus
sumatrensis)
- Terdapat berbagai macam kera
seperti bekantan (Nasapis larvatus), dan orang utan (Pongo
pygmaeus abeii).
- Terdapat burung-burung yang
warna kurang menarik tetapi dapat berkicau. Misalnya jalak bali (Leucopsar
rothschildi), elang jawa, elang putih, (mycrohyerax latifrons),
murai mengilap (Myophoneus melurunus).
b. Fauna daerah
Australian
Fauna daerah
Australian meliputi daerah pulau papua, maluku, sulawesi, dan nusa tenggara.
Ciri-ciri hewan australian sebagai berikut.
- Terdapat mamalia yang berukuran
tubuh kecil.
- Terdapat hewan berkantong,
misalnya kanguru (Dendro lagus ursinus), dan kuskus (Spiloeus
maculatus).
- Tidak ditemukan spesies kera.
- Terdapat burung-burung yang
memiliki warna semarak, misalnya cendrawasih merah (Paradisaea rubra).
Contoh satwa
yang terdapat di daerah Australian sebagai seperti komodo (Varanus
komodoensis), babirusa (Babyroussa babyrussa), kanguru pohon (Dendrogalus
ursinus), dan kuskus (Phalanger sericeus)
c. Fauna daerah peralihan
Fauna
peralihan meliputi daerah sulawesi sampai kepulauan maluku. Beberapa contoh
hewan yang termasuk dalam kelompok fauna peralihan seperti anoa (Pendrogalus
inustus), maleo (Macrocephalon maleo), rangkong sulawesi (Aceros
cassidia), musang cokelat sulawesi (Macrogalidia musschenbroeki),
dan siagapuar timur (Tarsius spectrum).
3. Manfaat Keanekaragaman
Hayati
Untuk
mendapatkan manfaat sebesar-besarnya dari keanekaragaman hayati manusia perlu
mempelajari keanekaragaman hayati. Manfaat yang diperoleh dalam mempelajari
keanekaragaman hayati antara lain:
- Mengetahui manfaat dari setiap
jenis organisme.
- Mengetahui saling
ketergantungan di antara organisme satu dengan lainnya.
- Memahami ciri dan sifat setiap
organisme.
- Memahami hubungan keanekaragaman
hayati dalam mendukung kelangsungan hidup manusia.
Keanekaragaman
hayati yang dimiliki oleh indonesia sangat bermanfaat dan mempunyai nilai
tertentu. Adapun nilai dan manfaat keanekaragaman hayati sebagai berikut.
a. Nilai Ekonomi
Keanekaragaman
hayati dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan negara. Misalnya untuk bahan
baku industri, rempah-rempah dan perkebunan. Bahan-bahan industri misalnya kayu
gaharu dan cendana untuk industri kayu, padi dan kedelei untuk industri makanan
dan sebagainya.
b. Nilai Biologis
Keanekaragaman
hayati dapat menunjang kehidupan bagi makhluk hidup termasuk manusia, tumbuhan
dapat menghasilkan O2 yang diperlukan makhluk hidup untuk bernapas. Nilai
biologis yang penting adalah hutan sebagai gudang dari plasma nuftah (plasma
benih).
c. Nilai Ekologi
Keanekaragaman
hayati pada suatu daerah berperan besar untuk menjaga proses ekosistem, seperti
daur zat dan aliran energi. Keanekaragaman hayati hutan hujan tropis penting
sebagai paru-paru bumi dimana fotosintesis dapat menurunkan kadar CO2 yang
menyebabkan pencemaran udara.
d. Nilai Pendidikan
Dalam tubuh
makhluk hidup terdapat sumber gen. Kelestarian keanekargaman hayati merupakan
syarat untukmenjaga tersediannya plasma nuftah atau sumber gen dan membuka
peluang untuk mengembangkan penelitian.
e. Nilai Sosial
Keanekaragaman
hayati memberikan pemandangan alam yang indah sehingga dapat menarik wisatawan
untuk berkunjung ke tempat-tempat yang masih alami.
f. Nilai Religius
Keanekaragaman
hayati juga memiliki fungsi untuk mengingatkan kita akan kebesaran Tuhan yang
telah menciptakan alam raya.
4. Pengaruh kegiatan
manusia terhadap keanekaragaman hayati
Kegiatan
manusia sangat berpengaruh terhadap kelansungan dari keanekaragaman hayati.
Beberapa kegiatan manusia yang dapat menyebabkan penurunan keanekaragaman
hayati diantaranya:
a. Pencemaran lingkungan
baik itu air, tanah, dan udara yang salah satunya berasal dari limbah pabrik
atau rumah tangga.
b. Perusakan habitat
akibat pembukaan hutan seperti penebangan hutan serta perusakan terumbu karang.
c. Eksploitasi sumber
daya alam hayati yang berlebihan.
d. Adanya budidaya
monokultur yang berdampak negatif karena memusnahkan tanaman sejenis yang
kurang unggul.
e. Penggunaan bahan kimia
seperti pupuk dan pestisida.
Namun
terdapat juga kegiatan manusia yang bermanfaat untuk meningkatkan
keanekaragaman hayati seperti penghijauan atau reboisasi dan kawin silang
sehingga menghasilkan varietas baru.
5. Pelestarian
keanekaragaman hayati
Akibat
eksploitasi hutan hujan tropis menjadi lahan pertanian serta penggundulan
hutan, berdampak besar pada hilangnya sumber daya alam hayati. Banyak jenis
tumbuhan dan hewan yang terancam punah. Indonesia sebagai bagian dari ekosistem
dunia turut ikut membantu pelestarian sumber daya alam hayati. Usaha
pelestariaan sumber daya alam hayati di Indonesia diantaranya.
a. Pelestarian in situ,
yaitu upaya pelestarian sumber daya alam hayati di habitat aslinya. Contoh
suaka margasatwa untuk komodo di Taman Nasional Komodo di pulau komodo dan
Taman Nasional Ujung Kulon.
b. Pelestarian ex situ,
yaitu upaya pelestarian sumber daya alam hayati yang dilakukan dengan
memindahkannya ke tempat lain yang lebih cocok bagi perkembangan
pertumbuhannya.