BAB II SISTEM PERIODIK UNSUR
Perkembangan Dasar Pengelompokan Unsur-Unsur
Pengelompokan unsur-unsur mengalami perkembangan dari yang
paling sederhana hingga modern. Sejarah perkembangan tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut;
Logam dan Nonlogam
Para ahli kimia Arab dan Persia pertama kali mengelompokkan
unsur-unsur menjadi dua, yaitu Lugham (logam) dan Laysa lugham (non logam).
Unsur logam yang dikenal saat itu ada 16 unsur, diantaranya besi, emas, perak,
seng, nikel dan tembaga. Sementara unsur non logam yang dikenal ada 7, yaitu
arsen, hidrogen, nitrogen, oksigen, karbon, belerang, dan fosfor.
Hukum Triade Dobereiner
Pada tahun 1829, John Wolfgang Dobereiner, ahli kimia dari
Jerman melihat adanya kemiripan sifat diantara beberapa unsur. Dobereiner
mengelompokkan unsur-unsur tersebut menurut kemiripan sifat yang ada. Ternyata
setiap kelompok terdiri atas tiga unsur (sehingga disebut triade).
Unsur-unsur dalam satu triade juga disusun menurut kenaikan
massa atom relatifnya. Berdasarkan aturan tersebut massa atom relatif unsur
unsur kedua merupakan rata-rata dari massa atom relatif unsur pertama dan ketiga.
Penemuan ini memperlihatkan adanya hubungan antara massa atom relatif dengan
sifat-sifat unsur.
Pengelompokan ini ternyata memiliki kelemahan. Kemiripan
sifat tidak hanya terjadi pada tiga unsur dalam tiap kelompok.
Hukum Oktaf Newlands
Tahun 1864, A.R. Newlands, seorang ahli kimia berkebangsaan
Inggris mengemukakan penemuannya yang disebut hukum oktaf. Berdasarkan hukum
ini unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya. Ternyata
unsur-unsur yang berselisih 1 oktaf (misalnya, unsur H dengan unsur kedelapan
yaitu F pada tabel 2.2) menunjukkan kemiripan sifat dan keteraturan perubahan sifat
unsur. Hukum Oktaf menyatakan ” jika unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan
nomor massa atom, sifat unsur tersebut akan berulang pada unsur kedelapan”.
Pada saat daftar Oktaf Newlands disusun, unsur-unsur gas
mulia belum ditemukan. Pengelompokan ini ternyata hanya sesuai untuk
unsur-unsur ringan dengan massa atom relatif rendah.
Hukum Mendeleyev
Tahun 1869, sarjana bangsa Rusia Dmitri Ivanovich
Mendeleyev, mengadadakan pengamatan terhadap 63 unsur yang sudah dikenal saat
itu. Mendeleyev menyimpulkan bahwa sifat-sifat unsur fungsi periodik diketahui
dari massa atom relatifnya. Hal ini berarti jika unsur-unsur disusun menurut
kenaikan massa atom relatifnya. Akibat cara pengelompokan ini terdapat
tempat-tempat kosong dalam tabel periodik tersebut. Tempat-tempat kosong ini
diramalkan akan diisi unsur-unsur yang waktu itu belum ditemukan. Di kemudian
hari ramalan itu terbukti dengan ditemukannya unsur-unsur yang mempunyai
kemiripan sifat. Unsur-unsur tersebut yaitu germanium di bawah silikon dan
galium di bawah aluminium.
Sistem periodik Mendeleyev masih mempunyai
kelemahan-kelemahan. Kelemahan sistem periodik Mendeleyev yaitu;
Penempatan unsur tidak sesui dengan kenaikan massa atom
relatifnya. Hal ini terjadi karena penempatan unsur mempertahankan kemiripan
sifat unsur dalam satu golongan
Masih banyak unsur yang belum dikenal pada masa itu sehingga
banyak tempat kosong dalam tabel.
Sistem Periodik Modern
Tahun 1914, Henry G.J. Moseley, ahli kimia dari Inggris
menemukan bahwa urutan unsur dalam tabel periodik sesuai kenaikan nomor atom.
Sistem periodik modern yang disebut juga sistem periodik bentuk panjang,
disusun menurut kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Sistem periodik modern
ini dapat dikatakan sebagai penyempurnaan sistem periodik Mendeleyev.
Sistem periodik bentuk panjang terdiri atas lajur vertikal
(golongan) dan lajur horizontal (periode). Golongan disusun menurut kemiripan
sifat, sedangkan periode disusun berdasarkan kenaikan nomor atomnya.
Lajur Vertikal (golongan)
Golongan ditulis dengan angka Romawi, terdiri atas 19
golongan. Unsur-unsur yang berada pada lajur vertikal dikelompokkan dalam satu
golongan. Unsur-unsur yang berada dalam satu golongan mempunyai persamaan sifat
karena mempunyai elektron valensi (elektron di kulit terluar) yang sama.
Pada sistem unsur periodik modern (sistem periodik panjang)
ada delapan golongan utama dan delapan golongan transisi.
Golongan A (Golongan Utama)
Golongan utama terdiri atas delapan golongan unsur sebagai
berikut :
Golongan IA : Alkali terdiri atas unsur-unsur H, Li, Na,
K,Rb, Cs , Fr
Golongan IIA : Alkali tanah terdiri atas unsur-unsur Be, Mg,
Ca, Sr,
Ba, dan Ra
Golongan IIIA : Aluminium terdiri atas unsur-unsur B, Al,
Ga, In, Ti
Golongan IVA : Karbon terdiri atas unsur-unsur C, Si, Ge,
Sn,Pb
Golongan V A : Nitrogen terdiri atas unsur-unsur N, P, As,
Sb, Bi
Golongan VIA : Oksigen terdiri atas unsur-unsur O, S, Se,
Te, Po
Golongan VIIA : Halogen terdiri atas unsur-unsur F, Cl, Br,
I, At
Golongan VIIIA : Gas mulia terdiri atas unsur-unsur He, Ne,
Ar, Kr,
Xe dan Rn
Unsur yang berada dalam satu golongan mempunyai kemiripan
sifat atau hampir sama. Hal ini karena elektron valensi unsur-unsur tersebut
sama. Misalnya pada golongan IA bersifat logam lunak, mudah bereaksi dengan
air, dan warnanya putih seperti perak.
Tabel unsur-unsur golongan IA
Unsur Susunan Elektron Elektron Valensi
3Li 2. 1 1
11Na 2. 8. 1 1
19K 2. 8. 8. 1
1
37Rb 2. 8. 18. 8. 1 1
55Cs 2. 8. 18. 18.8. 1 1
87Fr 2. 8. 18. 32. 18. 8. 1 1
Golongan transisi atau golongan tambahan (golongan B)
Golongan transisi (Golongan B), yaitu IIIB, IVB, VB, VIB,
VIIB, VIIIB, IB, dan IIB, dimulai dari periode 4. Golongan B terletak di antara
golongan IIA dan IIIA. Khusus golongan VIIIB terdiri atas tiga lajur vertikal.
Unsur transisi yang mengisi periode empat merupakan unsur
logam, misalnya krom, besi, nikel, tembaga, dan seng. Unsur-unsur logam dan
unsur non logam dibatasi secara tegas dengan garis tebal.
Sebanyak 20 unsur non logam terpusatkan di daerah sudut
kanan ke bawah.
Unsur-unsur yang paling reaktif terletak di sebelah kiri dan
kanan
Dalam tabel periodik. Unsur-unsur yang kurang reaktif berada
di tengah. Natrium (Na) dan Kalium (K) merupakan dua unsur logam yang sangat
reaktif, terletak di daerah paling kiri. Logam-logam reaktif lainnya berada
pada golongan II. Logam-logam yang kurang reaktif berada di tengah pada tabel
periodik tersebut, misalnya besi (Fe) dan tembaga (Cu).
Unsur unsur non logam yang tidak reaktif pada sistem
periodik berada di tengah, yaitu karbon (C), silikon (Si), belerang (S) dan
oksigen (O) yang terletak di sisi kanannya bersifat lebih reaktif. Unsur-unsur
nonlogam yang paling reaktif yaitu flourin (F) dan klorin (Cl). Kedua unsur itu
terletak pada sisi kanan atas sistem periodik.
Golongan Transisi Dalam, ada dua deret yaitu :
Deret Lantanida (unsur dalam deret ini mempunyai kemiripan
sifat dengan 57La)
Deret Aktinida (unsur dalam deret ini mempunyai kemiripan
sifat dengan 89Ac)
Pada periode 6 golongan IIIB terdapat 14 unsur yang sangat
Mirip sifatnya, yaitu unsur-unsur Lantanida. Demikian juga
pada
Periode 7 golongan yang sama, terdapat unsur-unsur Aktinida.
Unsur-unsur tersebut ditempatkan tersendiri pada bagian
bawah
Sistem periodik.
Lajur Horisontal (periode)
Periode ditulis dengan angka Arab, terdiri atas 7 periode
berikut;
Periode 2 berisi 8 unsur
Periode 3 berisi 8 unsur
Periode 4 berisi 18 unsur
Periode 5 berisi 18 unsur
Periode 6 berisi 32 unsur
Periode 7 berisi 32 unsur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar