Kamis, 28 Desember 2017

Keanekaragaman Hayati

Definisi


Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah. Keanekaragaman hayati melingkupi berbagai perbedaan atau variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat-sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan, baik tingkatan gen, tingkatan spesies, maupun tingkatan ekosistem. Gampangnya, keanekaragaman hayati adalah semua jenis perbedaan antar mahkluk hidup.Makhluk hidup dapat dijumpai di berbagai lingkungan. Pada lingkungan terdapat faktor abiotik yang mempengaruhinya, seperti topografi, geologi, dan iklim. Penyebaran makhluk hidup pada kondisi lingkungan abiotik yang berbeda memberi kemungkinan adanya keanekaragaman hayati. Hewan dan tumbuhan yang hidup di darat berbeda dengan yang hidup di perairan. Perbedaan itu misalnya pada warna, bentuk dan ukuran. Perbedaan tersebutlah yang menimbulkan keanekaragaman. Selain faktor lingkungan, keanekaragaman dapat disebabkan oleh faktor gen.

Berbagai tingkat keanekaragaman hayati

1.  Keanekaragaman Gen


    Gen atau plasma nuftah adalah substansi kimia terkecil yang merupakan unit dasar yang membawa faktor keturunan. Keanekaragaman gen adalah keanekaragaman individu dalam satu jenis (species) makhluk hidup yang menyebabkan variasi antarindividu sejenis, contohnya adalah keanekaragaman gen pada manusia.
    Keanekaragaman gen dapat terlihat pada perbedaan sifat antara lain pada warna mata (biru, hitam, cokelat), warna kulit (hitam, putih, kuning, sawo matang), ukuran tubuh, dan bentuk rambut (lurus, ikal, dan keriting) keanekaragaman sifat tersebut disebabkan oleh pengaruh perangkat pembawa sifat yang disebut gen. variasi gen pada makhluk hidup menyebabkan sifat genotip dan fenotip pada setiap makhluk hidup berbeda.
    Keanekaragaman gen dapat terjadi karena perkawinan antara makhluk hidup sejenis (satu species) dimana susunan gen keturunannya berasal dari kedua induk/orang tuanya. Kombinasi susunan perangkat gen dari dua induk menghasilkan keanekaragaman individu dalam satu species.

Keanekaragaman yang menyebabkan variasi antar individu yang masih berada dalam tingkat spesies yang sama. Contohnya : kelapa macamnya yaitu kelapa gading; kopyor; hidrid; dan kelR; sedani; wulu; dan kapuas.

b. Keanekaragaman tingkat spesies.



Menimbulkan perbedaan bentuk, penampak-an antara satu spesies dengan yang lain.
Species atau jenisnya beda , jadi 2 nama dalam penulisan bahasa latinnya beda .
Pantera tigris , Pantera pardus  Keduanya macan namun beda spesies meskipun Genus sama
Jadi inilah yang disebut keanekaragaman species atau jenis
Contoh: macan, harimau, kucing, ikan lele, gurameh. Jika dikawinkan tak menurunkan keturunan karena emang beda species

Keanekaragaman tingkat jenis adalah perbedaan-perbedaan pada berbagai species makhluk hidup di suatu tempat. Keanekaragaman hayati tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya beraneka macam jenis mahluk hidup baik yang termasuk kelompok hewan, tumbuhan dan mikroba. Misalnya: Variasi dalam satu famili antara kucing dan harimau. Mereka termasuk dalam satu famili(famili/keluarga Felidae) walaupun ada perbedaan fisik, tingkah laku dan habitat.


c. Keanekaragaman tingkat ekosistem.


Disebabkan oleh perbedaan komponen abiotik dan biotik penyusun ekosistem.Contoh: ekosistem waduk sempor, rawa jombor, danau Toba, sawah, hutan tropis.
B.  Klasifikasi Keanekaragaman Hayati
    Makhluk hidup yang mempunyai ciri yang sama dikelompokkan dalam satu kelompok, dan apabila ditemukan perbedaan ciri dan sifat maka akan dipisahkan lagi ke dalam kelompok yang lain. Kegiatan klasifikasi ini akan menghasilkan kelompok-kelompok makhluk hidup dengan jenjang yang berbeda. Pengelompokkan klasifikasi pada tingkat yang berbeda atau pada takson yang berbeda disebut taksonomi. Semakin tinggi jenjangnya maka anggotanya semakin banyak, akan tetapi persamaan sifat yang dimiliki anggotanya semakin sedikit.

1.  Tujuan dan manfaat klasifikasi
    Keanekaragaman hayati yang melimpah akan sulit untuk dipelajari. Sehingga dilakukan pengelompokkan (klasifikasi) makhluk hidup. Tujuan dilakukannya klasifikasi antara lain:

  1. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan ciri-cirinya.
  2. Mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup untuk membedakan tiap-tiap jenis agar mudah dikenali.
  3. Menyederhanakan objek studi agar mudah dikenali.
  4. Mengetahui hubungan kekerabatan antar makhluk hidup.
  5. Mengetahui evolusi makhluk hidup atas dasar kekerabatannya.
    Klasifikasi memiliki manfaat penting yang langsung dapat diterapkan bagi kepentingan manusia. Manfaat klasifikasi makhluk hidup bagi manusia sebagai berikut.

  1. Klasifikasi dapat memudahkan kita untuk mempelajari organisme yang beranekaragam.
  2. Klasifikasi dapat digunakan untuk melihat hubungan kekerabatan antarmakhluk hidup yang satu dengan yang lain. Misalnya hubungan kekerabatan antara harimau dan kucing daripada dengan komodo.
Sistem klasifikasi yang digunakan sampai sekarang adalah sistem yang disusun oleh Robert H. Whittaker yang dikenal dengan sistem lima kingdom, sebagai berikut:

  1. Kingdom Monera, merupakan organisme yang memiliki tipe sel prokariotik yang terdiri dari bakteri dan Cyanobacteria.
  2. Kingdom Protista, yang merupakan organisme eukariotik bersel tunggal yang terdiri dari protozoa dan algae.
  3. Kingdom Fungi adalah organisme eukariotik bersel banyak yang mampu menguraikan makanan dan menyerapnya.
  4. Kingdom Plantae adalah organisme eukariotik bersel banyak yang dapat melakukan fotosintesis (Bryophyta, Pteridophyta, dan Spermatophyta).
  5. Kingdom Animalia adalah hewan eukariotik bersel banyak yang bersifat heterotrof (Porifera, Platyhelminthes, Coelenterata, Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan Chordata).
Kategori takson yang sering digunakan dalam praktik sehari-hari ada tiga sebagai berikut.

  1. Familia (suku), yaitu takson yang mencakup sejumlah genus (marga) dengan spesies-spesiesnya yang dianggap berasal dari nenek moyang yang sama.
  2. Genus (marga), yaitu takson yang mencakup sejumlah spesies yang menunjukan persamaan dalam struktur alat reproduksi.
  3. Species (jenis), merupakan populasi yang setiap individunya memiliki persamaan sifat morfologi, anatomi, maupun fisiologi yang diturunkan ke generasi berikutnya.

2.  Tahapan Klasifikasi
    Dalam menyusun klasifikasi makhluk hidup harus melalui beberapa tahapan ilmiah, tahapan tersebut antara lain.

  1. Pengamatan sifat makhluk hidup. Proses awal klasifikasi adalah pengamatan berupa identifikasi makhluk hidup satu dengan yang lainnya. Ciri-ciri makhluk hidup itu diamati dan dikelompokan berdasarkan bentuk morfologi, anatomi, dan fisologi.
  2. Pengelompokan makhluk hidup berdasarkan ciri yang diamati. Hasil pengamatan kemudian dilanjutkan ke tingkat pengelompokan makhluk hidup yang didasari ciri-ciri dan sifat atau persamaan dan perbedaan makhluk hidup yang diamati.
  3. Pemberian nama makhluk hidup. Pemberian nama makhluk hidup adalah hal yang penting dalam klasifikasi. Ada berbagai sistem penamaan makhluk hidup antara lain dengan sistem tata nama binominal nomenclature.

3.  Sistem tata nama binominal nomenclature (sistem tata nama ganda)
    Sistem tata nama binominal nomenclature adalah pemberian nama ilmiah pada makhluk hidup dengan dua kata. Kata pertama menunjukkan genus (marga), sedangkan kata kedua menunjukan spesies (jenis). Adapun ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dengan menulis nama jenis dengan sistem tata nama binominal sebagai berikut.

a.  Nama jenis (species)
    Nama jenis untuk hewan dan tumbuhan terdiri atas dua kata tunggal dan biasanya dari bahasa latin. Kata pertama menunjukan nama marga (genus) sedangkan kata kedua menunjukan jenis (species). Cara penulisan kata pertama (marga) diawali dengan huruf besar, sedangkan kata kedua (jenis) diawali dengan huruf kecil. Contohnya tanaman jagung nama speciesnya (jenis) adalahZea mays, dimana Zea adalah marga dan mays menunjukan species atau jenisnya. Demikian juga dengan species burung merpati nama speciesnya adalah Columbia livia, Columbia menunjukan marga (genus) dan Livia menunjukan nama jenis (species). Perlu diingat dalam menuliskan nama jenis (species) makhluk hidup ditulis dengan huruf cetak miring atau digaris bawahi agar dapat dibedakan dengan nama atau istilah yang lain

b.  Nama Marga (genus)
    Nama marga tumbuhan maupun hewan terdiri atas suku kata yang merupakan kata benda berbentuk tunggal (mufrad). Huruf pertamanya ditulis dengan huruf besar dan kata bercetak miring, misalnya marga tumbuhan Solanum (terong-terongan), marga hewan Felis (kucing), marga hewan Canis (anjing), dan sebagainya.

c.  Nama suku (familia)
    Nama suku umumnya merupakan kata sifat yang dijadikan sebagai kata benda yang berbentuk jamak. Biasanya berasal dari nama makhluk hidup yang bersangkutan. Apabila tumbuhan maka ditambahkan akhiran aceae, misalnya nama suku Solanaceae,berasal dari kata solanum yang ditambah akhiran aceae, sedangkan untuk hewan ditambahkan dengan idea, contohnya nama sukuFelidea berasal dari kata Felis yang ditambahkan akhiran idea.

d.  Nama bangsa (ordo)
    Nama bangsa diambil dari nama genus yang ditambah akhiran ales, contoh ordo Zingiberales berasal dari genus Zingiber yang ditambah akhiran ales.

e.  Nama kelas (Classis)
    Nama kelas diambil dari nama genus yang ditambah akhiran nae, misalnya untuk genus Equisetum maka nama kelasnya menjadi Equisetinae, atau bisa juga diambil dari ciri khas organisme tersebut, misalnya chlorophyta(ganggang hijau) dan Mycotina (jamur).

C.  Keanekaragaman Hayati di Indonesia
    Indonesia secara astronomis terletak antara 60 LU -110 LS dan 950 BT – 1410 BT. Yang artinya indonesia termasuk negara yang memiliki iklim tropis yang memiliki ciri-ciri antara lain temperatur udara yang cukup tinggi, dengan curah hujan antara 700 -7000 mm/tahun.
    Indonesia memiliki kurang lebih 47 jenis ekosistem alami yang berbeda mulai dari ekosistem salju yang terdapat di ketinggian sampai hutan daratan rendah dan padang rumput.
    Kekayaan jenis hewan di indonesia memiliki jumlah keanekaragaman yang tinggi dibandingkan negara lain di antaranya hewan mamalia yang hampir mencapai 515 jenis dengan 125 jenis diantaranya endemik (tidak ditemukan di daerah lain). Jenis kupu-kupu meliputi 151 jenis, reptil 600 jenis, amfibi 270 jenis, sedangkan burung mencapai 1519 jenis dan 420 jenis bersifat endemik.

1.  Keanekaragaman flora di Indonesia
    Indonesia termasuk dalam kawasan flora malenesia yang meliputi Malaysia, Filipina, Papua nugini, dan kepulauan salomon. Persebaran jenis tumbuhan di indonesia tidaklah merata, pulau kalimantan dengan hutan hujan tropisnya merupakan daerah yang mempunyai keanekaragaman tumbuhan paling tinggi. Selain itu sumatra dan papua juga kaya dengan jenis tumbuhan. Sementara itu, hutan di jawa, sulawesi, dan maluku mempunyai keanekaragaman tumbuhan yang lebih sedikit.
    Hutan di daerah malenesia memiliki kurang lebih 248.000 species tumbuhan tingkat tinggi. Kebanyakan jenis Dipterocarpaceae(tumbuhan yang menghasilkan biji). Dipterocarpaceae membentuk kanopi hutan. Tumbuhan yang termasuk famili Dipterocarpaceae diantaranya adalah Meranti (Dipterocarpus sp), Kayu garu (Shorea sp), Kayu kapur (Drybalanops aromatica).
    Sebagian hutan di indonesia merupakan bioma hutan hujan tropis yang bercirikan pepohonan rapat dan banyak tumbuhan liana (tumbuhan yang memanjat). Tumbuhan yang mendominasi hutan antara lain durian (Durio zibethinus), Mangga (Mangifera indica), suku (Artocarpus communis),dan Rotan (Calamus calsius) Jenis tumbuhan ini banyak tersebar di sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.
    Di Indonesia juga ada tumbuhan endemik. Tumbuhan endemik yaitu tumbuhan yang hanya ada di Indonesia dan tidak terdapat di negara lain. Contoh tumbuhan endemik Indonesia yaitu Rafflesia arnoldi yang endemik di Sumatra Barat, Bengkulu, dan Aceh.

2.  Keanekaragaman fauna di Indonesia
    Indonesia memiliki persebaran fauna yang tidak merata. Persebaran fauna di Indonesia pada awalnya dibagi manjadi dua zona zoogeografi yang dibatasi oleh garis wallace yang diperkenalkan oleh Alfred Russell Wallace yang membagi wilayah indonesia menjadi dua wilayah persebaran fauna yaitu zona oriental dan zona Australian.

a.  Fauna daerah Oriental
    Fauna daerah oriental meliputi wilayah pulau jawa, sumatra, dan kalimantan. Fauna kawasan oriental memiliki ciri-ciri antara lain.

  1. Banyak mamalia berukuran besar seperti gajah (Elephas maximus), banteng (Bos sondaicus), harimau (Phantera tigris), dan badak (Decerorrhinus sumatrensis)
  2. Terdapat berbagai macam kera seperti bekantan (Nasapis larvatus), dan orang utan (Pongo pygmaeus abeii).
  3. Terdapat burung-burung yang warna kurang menarik tetapi dapat berkicau. Misalnya jalak bali (Leucopsar rothschildi), elang jawa, elang putih, (mycrohyerax latifrons), murai mengilap (Myophoneus melurunus).

b.  Fauna daerah Australian
    Fauna daerah Australian meliputi daerah pulau papua, maluku, sulawesi, dan nusa tenggara. Ciri-ciri hewan australian sebagai berikut.

  1. Terdapat mamalia yang berukuran tubuh kecil.
  2. Terdapat hewan berkantong, misalnya kanguru (Dendro lagus ursinus), dan kuskus (Spiloeus maculatus).
  3. Tidak ditemukan spesies kera.
  4. Terdapat burung-burung yang memiliki warna semarak, misalnya cendrawasih merah (Paradisaea rubra).
    Contoh satwa yang terdapat di daerah Australian sebagai seperti komodo (Varanus komodoensis), babirusa (Babyroussa babyrussa), kanguru pohon (Dendrogalus ursinus), dan kuskus (Phalanger sericeus)

c.  Fauna daerah peralihan
    Fauna peralihan meliputi daerah sulawesi sampai kepulauan maluku. Beberapa contoh hewan yang termasuk dalam kelompok fauna peralihan seperti anoa (Pendrogalus inustus), maleo (Macrocephalon maleo), rangkong sulawesi (Aceros cassidia), musang cokelat sulawesi (Macrogalidia musschenbroeki), dan siagapuar timur (Tarsius spectrum).

3.  Manfaat Keanekaragaman Hayati
    Untuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya dari keanekaragaman hayati manusia perlu mempelajari keanekaragaman hayati. Manfaat yang diperoleh dalam mempelajari keanekaragaman hayati antara lain:

  1. Mengetahui manfaat dari setiap jenis organisme.
  2. Mengetahui saling ketergantungan di antara organisme satu dengan lainnya.
  3. Memahami ciri dan sifat setiap organisme.
  4. Memahami hubungan keanekaragaman hayati dalam mendukung kelangsungan hidup manusia.
    Keanekaragaman hayati yang dimiliki oleh indonesia sangat bermanfaat dan mempunyai nilai tertentu. Adapun nilai dan manfaat keanekaragaman hayati sebagai berikut.

a.  Nilai Ekonomi
    Keanekaragaman hayati dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan negara. Misalnya untuk bahan baku industri, rempah-rempah dan perkebunan. Bahan-bahan industri misalnya kayu gaharu dan cendana untuk industri kayu, padi dan kedelei untuk industri makanan dan sebagainya.

b.  Nilai Biologis
    Keanekaragaman hayati dapat menunjang kehidupan bagi makhluk hidup termasuk manusia, tumbuhan dapat menghasilkan O2 yang diperlukan makhluk hidup untuk bernapas. Nilai biologis yang penting adalah hutan sebagai gudang dari plasma nuftah (plasma benih).

c.  Nilai Ekologi
    Keanekaragaman hayati pada suatu daerah berperan besar untuk menjaga proses ekosistem, seperti daur zat dan aliran energi. Keanekaragaman hayati hutan hujan tropis penting sebagai paru-paru bumi dimana fotosintesis dapat menurunkan kadar CO2 yang menyebabkan pencemaran udara.

d.  Nilai Pendidikan
    Dalam tubuh makhluk hidup terdapat sumber gen. Kelestarian keanekargaman hayati merupakan syarat untukmenjaga tersediannya plasma nuftah atau sumber gen dan membuka peluang untuk mengembangkan penelitian.

e.  Nilai Sosial
    Keanekaragaman hayati memberikan pemandangan alam yang indah sehingga dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke tempat-tempat yang masih alami.

f.  Nilai Religius
    Keanekaragaman hayati juga memiliki fungsi untuk mengingatkan kita akan kebesaran Tuhan yang telah menciptakan alam raya.

4.  Pengaruh kegiatan manusia terhadap keanekaragaman hayati
    Kegiatan manusia sangat berpengaruh terhadap kelansungan dari keanekaragaman hayati. Beberapa kegiatan manusia yang dapat menyebabkan penurunan keanekaragaman hayati diantaranya:
a.  Pencemaran lingkungan baik itu air, tanah, dan udara yang salah satunya berasal dari limbah pabrik atau rumah tangga.
b.  Perusakan habitat akibat pembukaan hutan seperti penebangan hutan serta perusakan terumbu karang.
c.  Eksploitasi sumber daya alam hayati yang berlebihan.
d.  Adanya budidaya monokultur yang berdampak negatif karena memusnahkan tanaman sejenis yang kurang unggul.
e.  Penggunaan bahan kimia seperti pupuk dan pestisida.
    Namun terdapat juga kegiatan manusia yang bermanfaat untuk meningkatkan keanekaragaman hayati seperti penghijauan atau reboisasi dan kawin silang sehingga menghasilkan varietas baru.

5.  Pelestarian keanekaragaman hayati
    Akibat eksploitasi hutan hujan tropis menjadi lahan pertanian serta penggundulan hutan, berdampak besar pada hilangnya sumber daya alam hayati. Banyak jenis tumbuhan dan hewan yang terancam punah. Indonesia sebagai bagian dari ekosistem dunia turut ikut membantu pelestarian sumber daya alam hayati. Usaha pelestariaan sumber daya alam hayati di Indonesia diantaranya.
a.  Pelestarian in situ, yaitu upaya pelestarian sumber daya alam hayati di habitat aslinya. Contoh suaka margasatwa untuk komodo di Taman Nasional Komodo di pulau komodo dan Taman Nasional Ujung Kulon.
b.  Pelestarian ex situ, yaitu upaya pelestarian sumber daya alam hayati yang dilakukan dengan memindahkannya ke tempat lain yang lebih cocok bagi perkembangan pertumbuhannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Protista Lengkap : Pengertian, Ciri-ciri, Klasifikasi, Strulktur, Cara Reproduksi, Gambar, Peranan

Protista Pengertian Protista Kingdom Protista adalah makhluk eukariotik paling sederhana, tetapi lebih kompleks dalam hal struk...