Kamis, 28 Desember 2017

Teks Anekdot

Pengertian


Anekdot adalah sebuah cerita singkat yang lucu dan menghibur yang mungkin merupakan pengalaman dari seseorang. Teks Anekdot bertujuan untung menghibur pembacanya.

Struktur Teks Anekdot

Anekdot memiliki struktur teks yang yang membedakannya dengan teks lainnya. Teks anekdot memiliki struktur abstraksi,orientasi ,krisis,reaksi, koda.
1.      Abstraksi merupakan pendahuluan yang menyatakan latar belakang atau gambaran umum tentang isi suatu teks.
2.      Orientasi merupakan bagian cerita yang mengarah pada terjadinya suatu krisis, konflik, atau peristiwa utama. Bagian inilah yang menjadi penyebab timbulnya krisis.
3.      Krisis atau komplikasi merupakan bagian dari inti peristiwa suatu anekdot. Pada bagian krisis itulah terdapat kekonyolan yang menggelitik dan mengundang tawa.
4.      Reaksi merupakan tanggapan atau respons atas krisis yang dinyatakan sebelumnya. Reaksi yang dimaksud dapat berupa sikap mencela atau menertawakan.
5.      Koda merupakan penutup atau kesimpulan sebagai pertanda berakhirnya cerita. Di dalamnya dapat berupa persetujuan, komentar, ataupun penjelasan atas maksud dari cerita yang dipaparkan sebelumnya. Bagian ini biasanya ditandai oleh kata-kata, seperti itulah,akhirnya, demikianlah. Keberadaan koda bersifat opsional; bisa ada ataupun tidak ada.

Contoh analisis struktur teks anekdot.
Aksi Maling Tertangkap CCTV
Teks
Struktur
Seorang warga melapor kemalingan.

Abstraksi

Pelapor : “Pak saya kemalingan.”
Polisi : “Kemalingan apa?”
Pelapor : “Mobil, Pak. Tapi saya beruntungPak...”

Orientasi

Polisi : “Kemalingan kok beruntung?”
Pelapor : “Iya pak. Saya beruntung karena CCTV merekam dengan jelas. Saya bisa melihat dengan jelas wajah malingnya.”

Krisis
Polisi : “Sudah minta izin malingnya untuk merekam?”
Pelapor : “Belum .... “ (sambil menatap polisi dengan penuh keheranan.
Polisi : “Itu ilegal. Anda saya tangkap.”

Reaksi
Pelapor : (hanya bisa pasrah tak berdaya).

Koda

Pola Penyajian Teks Anekdot

Anekdot dapat disajikan dalam bentuk dialog maupun narasi. Contoh penyajian dalam bentuk dialog, percakapan dua orang atau lebih, dapat dilihat pada anekdot Dosen yang menjadi Pejabat.
Salah satu ciri dialog adalah menggunakan kalimat langsung. Kalimat langsung adalah sebuah kalimat yang merupakan hasil kutipan langsung dari pembicaraan seseorang yang sama persis seperti apa yang dikatakannya.

Perhatikan kutipan berikut ini.
Tono : “Saya heran dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah mau berdiri.”
Udin : “Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton.”

Kutipan anekdot di atas digunakan kalimat langsung yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
(a) Diawali dan dakhiri dengan tanda petik ( “ ....”)
(b) Huruf awal setelah tanda petik ditulis dengan huruf kapital.
(c) Antara pembicara dan apa yang dikatakannya dipisahkan dengan tanda titik dua (:).
Selain dituliskan dalam bentuk dialog seperti pada anekdot Dosen yang menjadi Pejabat, ada juga anekdot yang disajikan dalam bentuk narasi. Coba bandingkan bagaimana penulisan kalimat langsung dalam anekdot berikut ini.

Kisah Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Pada puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa penuntut umum menyerang saksi.
“Apakah benar,” teriak Jaksa, “Bahwa anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam kasus ini?”
Saksi menatap keluar jendela seolah-olah tidak mendengar pertanyaan.
“Bukankah benar bahwa Anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam kasus ini?” ulang pengacara.
Saksi masih tidak menanggapi.
Akhirnya, hakim berkata, “Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa.”
“Oh, maaf.” Saksi terkejut sambil berkata kepada hakim, “Saya pikir dia tadi berbicara dengan Anda.”

Menganalisis Kebahasaan Anekdot

Seperti juga teks lainnya, anekdot memiliki fitur kebahasaan yang khas yaitu
a)      menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu,
b)      menggunakan kalimat retoris, kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban,
c)      menggunakan konjungsi (kata penghubung) yang menyatakan hubungan waktu seperti kemudian, lalu, dan sebagainya,
d)      menggunakan kata kerja aksi seperti menulis, membaca, berjalan, dan sebagainya;
e)      menggunakan imperative sentece (kalimat perintah); dan
f)       menggunakan (kalimat seru).
g)      Khusus untuk anekdot yang disajikan dalam bentuk drama atau dialog, penggunaan kalimat langsung sangat dominan.

Contoh analisis kaidah kebahasaan dalam teks anekdot Kisah Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.
Kaidah Kebahasaan
Teks
Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu
Pada puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa penuntut umum menyerang saksi.
Kalimat retoris
“Apakah benar,” teriak Jaksa, “Bahwa anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam kasus ini?”
Penggunaan konjungsi yang menyatakan hubungan waktu
Akhirnya, hakim berkata, “Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa.”
Penggunaan kata kerja aksi
Saksi menatap keluar jendela seolah-olah tidak mendengar pertanyaan.
Penggunaan kalimat perintah
“Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa.”
Penggunaan kalimat seru
“Oh, maaf.”




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Protista Lengkap : Pengertian, Ciri-ciri, Klasifikasi, Strulktur, Cara Reproduksi, Gambar, Peranan

Protista Pengertian Protista Kingdom Protista adalah makhluk eukariotik paling sederhana, tetapi lebih kompleks dalam hal struk...